Minggu, 24 Januari 2016

Sejarah Desa Mayong



ASAL - USUL
DESA MAYONG

Setelah ditelusuri dan digali dari berbagai sumber, asal usul Desa Mayong memiliki cerita yang variatif. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya sumber cerita yang dapat dipercaya kemudian dijadikan pedoman sebagai orang pertama yang datang atau babat Desa Mayong.
Dari sumber cerita tersebut legenda yang saya angkat  adalah tokoh yang berasal dari Dusun Mayong Tengah, yang konon katanya bernama Pojok Mayong. Konon diceritakan dahulu kala Joko Tingkir yang sering disebut dengan sebutan Mas Karebet pergi berguru ke kadilangu Jawa Tengah, yakni ke sunan kalijaga. Suatu ketika dia bercerita kepada sunan kalijaga bahwa di daerah asalnya masih sangat minim sekali tentang pengetahuan ilmu agama islam. Setelah mendengar cerita dari Joko Tingkir hati sunan kalijaga tergugah untuk dapat menyebarkan agama islam di daerah asal Joko Tingkir. Akhirnya dengan i’tikad yang baik sunan kalijaga mengutus salah satu santri pilihannya yang bernama Joyo untuk pergi ke daerah asal Joko Tingkir dengan tujuan berdakwah menyebarkan agama islam. Joyo adalah salah satu murid sunan kalijaga yang berasal dari jawa tengah. Setelah mendapatkan tugas dari sunan kalijaga, Joyo langsung menemui kedua orang tuanya dan menceritakan maksud kepulangannya dari perguruan sunan kalijaga bahwa beliau diutus oleh sunan kalijaga menyiarkan agama islam di daerah asal Mas Karebet (Joko Tingkir)
Setelah mendengar cerita dari Joyo tersebut, kedua orang tuanya bersyukur bahwa anaknya yang telah lama berguru ke Kadilangu telah berhasil. Dan langsung saja kedua orang tuanya merestui kepergian Joyo ke daerah asal Joko Tingkir untuk menyebarkan agama islam.
Dengan restu dari kedua orang tua, Joyo berangkat menuju daerah asal Joko Tingkir yang  bernama desa Pringgoboyo dengan menaiki kendaraan sampan (rakit). Dalam perjalanan menuju desa Pringgoboyo kendaraan Joyo mengalami hilang kendali dan tersapu oleh gulungan ombak sehingga Joyo tenggelam. Berhari – hari Joyo tenggelam dan terombang – ambing oleh gulungan ombak di laut sehingga pada akhirnya dia terdampar di suatu daerah atau suatu lembah bengawan solo yang penuh dengan semak belukar. Melihat keadaan dia yang tidak tahu letak desa Pringgoboyo akibat terdampar di wilayah yang tidak dia kenali sebelumnya, akhirnya Joyo memutuskan untuk mendirikan rumah di tempat dia terdampar dengan harapan suatu saat dia dapat menyebarkan agama islam di daerah tersebut.
Setelah sekian lama Joyo tinggal di lembah bengawan solo, akhirnya dia mencoba mendirikan perguruan islam (pesantren). Usahanya untuk mendirikan perguruan islam tersebut tidak sia – sia. Karena banyak santri dari daerah sekitar bengawan solo yang berguru kepadanya. Dan para santrinya memamanggil Joyo dengan sebutan Mbah Joyo. Tidak sedikit pula santri yang sudah lulus dari pesantrennya mendirikan rumah di sekitar Pesantren Mbah Joyo. Sehingga lembah yang pada awalnya dipenuhi dengan semak belukar pada akhirnya menjadi sebuah desa.
Desa baru tersebut belum mempunyai nama, dan para penduduk yang mayoritas adalah santri Mbah Joyo sendiri menamai desa baru yang mereka tempati itu dengan sebutan desa “Pojok” karena mereka melihat  rumah Mbah Joyo sang guru berada di ujung timur laut bengawan solo (pojok). 
Seiring dengan berjalannya waktu, Mbah Joyo berkeinginan untuk mengirim para santrinya untuk menyebarkan agama islam di daerah sekitar desa Pojok. Para santrinyapun akhirnya menyebar di berbagai wilayah untuk berdakwah menyebarkan agama islam. Dengan kedatangan santri – santri Mbah Joyo tersebut, daerah sekitar desa Pojok yang awal mulanya mempercayai hal –  hal yang mistik serta awam dengan ajaran agama islam, lambat laun berubah menjadi desa yang memahami ajaran agama islam dan meninggalkan kebudayaan – kebudayaan yang berbau mistik sebelumnya.
Dengan berubahnya kebudayaan yang berbau mistik menjadi kebudayaan yang berbau ajaran agama islam, penduduk desa tersebut merasa ternaungi karena mereka merasa diselamatkan dari jalan yang sesat oleh para santri Mbah Joyo. Akhirnya para penduduk sekitar menyebut desa Pojok dengan sebutan Pojok Mayong, Karena mereka melihat rumah dan pesantren Mbah Joyo, orang yang pertama kali menyiarkan agama islam di daerah itu terletak di Pojok Sungai bengawan solo serta berkat kegigihan beliau dalam menyebarkan agama islam daerah yang awal mulanya semak belukar berubah menjadi desa yang penduduknya taat dengan ajaran agama islam. Dan keberhasilannya dalam menyiarkan agama islam di desa tersebut membawa dampak yang sangat  besar bagi daerah sekitar desa tersebut. Serta berkat santri Mbah Joyo para penduduknya merasa ternaungi, terpayungi, terlindungi. Akhirnya desa Pojok lebih dikenal dengan sebutan “Pojok Mayong”.
Seiring dengan berjalannya waktu, Desa Pojok Mayong mengalami pergantian nama. Hal itu disebabkan oleh adanya kepercayaan bahwa Desa Pojok Mayong, penduduk atau masyarakatnya akan selalu merasa terpojok. Akhirnya desa Pojok Mayong berganti nama menjadi desa Mayong yang artinya manaungi, mengayomi, dan melindungi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar