ASAL
- USUL
DESA
MAYONG
Setelah
ditelusuri dan digali dari berbagai sumber, asal usul Desa Mayong memiliki
cerita yang variatif. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya sumber cerita yang
dapat dipercaya kemudian dijadikan pedoman sebagai orang pertama yang datang
atau babat Desa Mayong.
Dari
sumber cerita tersebut legenda yang saya angkat
adalah tokoh yang berasal dari Dusun Mayong Tengah, yang konon katanya
bernama Pojok Mayong. Konon diceritakan dahulu kala Joko Tingkir yang
sering disebut dengan sebutan Mas Karebet pergi berguru ke kadilangu Jawa
Tengah, yakni ke sunan kalijaga. Suatu ketika dia bercerita kepada sunan
kalijaga bahwa di daerah asalnya masih sangat minim sekali tentang pengetahuan
ilmu agama islam. Setelah mendengar cerita dari Joko Tingkir hati sunan
kalijaga tergugah untuk dapat menyebarkan agama islam di daerah asal Joko
Tingkir. Akhirnya dengan i’tikad yang baik sunan kalijaga mengutus salah satu santri
pilihannya yang bernama Joyo untuk pergi ke daerah asal Joko Tingkir dengan tujuan
berdakwah menyebarkan agama islam. Joyo adalah salah satu murid sunan kalijaga yang
berasal dari jawa tengah. Setelah mendapatkan tugas dari sunan kalijaga, Joyo
langsung menemui kedua orang tuanya dan menceritakan maksud kepulangannya dari
perguruan sunan kalijaga bahwa beliau diutus oleh sunan kalijaga menyiarkan
agama islam di daerah asal Mas Karebet (Joko Tingkir)
Setelah
mendengar cerita dari Joyo tersebut, kedua orang tuanya bersyukur bahwa anaknya
yang telah lama berguru ke Kadilangu telah berhasil. Dan langsung saja kedua
orang tuanya merestui kepergian Joyo ke daerah asal Joko Tingkir untuk
menyebarkan agama islam.
Dengan
restu dari kedua orang tua, Joyo berangkat menuju daerah asal Joko Tingkir
yang bernama desa Pringgoboyo dengan
menaiki kendaraan sampan (rakit). Dalam perjalanan menuju desa Pringgoboyo
kendaraan Joyo mengalami hilang kendali dan tersapu oleh gulungan ombak
sehingga Joyo tenggelam. Berhari – hari Joyo tenggelam dan terombang – ambing
oleh gulungan ombak di laut sehingga pada akhirnya dia terdampar di suatu
daerah atau suatu lembah bengawan solo yang penuh dengan semak belukar. Melihat
keadaan dia yang tidak tahu letak desa Pringgoboyo akibat terdampar di wilayah
yang tidak dia kenali sebelumnya, akhirnya Joyo memutuskan untuk mendirikan
rumah di tempat dia terdampar dengan harapan suatu saat dia dapat menyebarkan
agama islam di daerah tersebut.
Setelah
sekian lama Joyo tinggal di lembah bengawan solo, akhirnya dia mencoba
mendirikan perguruan islam (pesantren). Usahanya untuk mendirikan perguruan
islam tersebut tidak sia – sia. Karena banyak santri dari daerah sekitar
bengawan solo yang berguru kepadanya. Dan para santrinya memamanggil Joyo
dengan sebutan Mbah Joyo. Tidak sedikit pula santri yang sudah lulus dari
pesantrennya mendirikan rumah di sekitar Pesantren Mbah Joyo. Sehingga lembah
yang pada awalnya dipenuhi dengan semak belukar pada akhirnya menjadi sebuah
desa.
Desa
baru tersebut belum mempunyai nama, dan para penduduk yang mayoritas adalah
santri Mbah Joyo sendiri menamai desa baru yang mereka tempati itu dengan
sebutan desa “Pojok” karena mereka melihat
rumah Mbah Joyo sang guru berada di ujung timur laut bengawan solo (pojok).
Seiring
dengan berjalannya waktu, Mbah Joyo berkeinginan untuk mengirim para santrinya
untuk menyebarkan agama islam di daerah sekitar desa Pojok. Para santrinyapun
akhirnya menyebar di berbagai wilayah untuk berdakwah menyebarkan agama islam. Dengan
kedatangan santri – santri Mbah Joyo tersebut, daerah sekitar desa Pojok yang
awal mulanya mempercayai hal – hal yang
mistik serta awam dengan ajaran agama islam, lambat laun berubah menjadi desa
yang memahami ajaran agama islam dan meninggalkan kebudayaan – kebudayaan yang
berbau mistik sebelumnya.
Dengan
berubahnya kebudayaan yang berbau mistik menjadi kebudayaan yang berbau ajaran
agama islam, penduduk desa tersebut merasa ternaungi karena mereka
merasa diselamatkan dari jalan yang sesat oleh para santri Mbah Joyo. Akhirnya
para penduduk sekitar menyebut desa Pojok dengan sebutan Pojok
Mayong, Karena mereka melihat rumah dan pesantren Mbah Joyo, orang yang
pertama kali menyiarkan agama islam di daerah itu terletak di Pojok Sungai
bengawan solo serta berkat kegigihan beliau dalam menyebarkan agama
islam daerah yang awal mulanya semak belukar berubah menjadi desa yang
penduduknya taat dengan ajaran agama islam. Dan keberhasilannya dalam menyiarkan
agama islam di desa tersebut membawa dampak yang sangat besar bagi daerah sekitar desa tersebut. Serta
berkat santri Mbah Joyo para penduduknya merasa ternaungi, terpayungi,
terlindungi. Akhirnya desa Pojok lebih dikenal dengan sebutan “Pojok Mayong”.
Seiring
dengan berjalannya waktu, Desa Pojok Mayong mengalami pergantian nama. Hal itu
disebabkan oleh adanya kepercayaan bahwa Desa Pojok Mayong, penduduk atau
masyarakatnya akan selalu merasa terpojok. Akhirnya desa Pojok Mayong berganti
nama menjadi desa Mayong yang artinya manaungi, mengayomi, dan
melindungi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar